Kajian

Mungkinkah Mimpi Melihat Nabi Bisa Berbohong?

nubangkalan.or.id—Dalam pandangan umum, orang mengaku mimpi melihat Nabi, tidak bisa dibuktikan bohong atau tidak. Sebab, hanya dia dan Allah ﷻ yang tahu kebenarannya. Namun, dalam hukum agama, itu bisa dibuktikan. Karena sifat-sifat nabi telah dijelaskan dengan gamblang dalam ilmu agama, sehingga bisa diketahui bahwa orang yang dilihat dalam mimpi itu Rasulullah atau bukan.

Maka dari itu, tinggal ditanyakan pada yang bermimpi, orang yang dilihat sebagai Rasulullah itu ciri-cirinya seperti apa? Jika dia menyebutkan ciri-ciri persis seperti ciri-ciri nabi yang diriwayatkan para ulama, maka benar yang dia lihat dalam mimpi adalah Rasul. Karena itu, ulama salaf ketika ada orang mengaku bermimpi melihat nabi, akan diperintah menyebutkan ciri-cirinya; sebagaimana yang di jelaskan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari Libni Hajar, Juz 12, Halaman 348.

كان محمد يعني بن سيرين إذا قص عليه رجل أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم قال صف لي الذي رأيته فإن وصف له صفة لا يعرفها قال لم تره.

Artinya: “Muhammad bin Sirin ketika ada orang bercerita padanya melihat nabi, maka dia akan berkata; ‘sebutkan padaku ciri orang yang kamu lihat!’ Jika orang tersebut menyebutkan ciri yang tidak diketahui (sebagai ciri nabi), maka dia berkata; ‘kau tidak melihatnya’.”

Bukankah nabi bersabda bahwa orang yang melihat nabi dalam mimpi berarti betul-betul melihat nabi? Karena setan tidak bisa menyerupainya.

Benar, setan tidak bisa menyerupai nabi, sehingga jika melihat seseorang dalam mimpi dengan ciri-ciri nabi, dipastikan adalah nabi. Namun, setan bisa membohongo pada orang yang bermimpi, bahwa sosok yang dia lihat adalah nabi, padahal sama sekali tidak memenuhi ciri-ciri nabi.

إذ لا يمتنع عقلا أن يتسمى إبليس باسم النبي صلى الله عليه وسلم ليقول للنائم إنه النبي ويأمره بالطاعة والرؤية الصادقة هي الخالصة من الأضغاث والأضغاث أنواع: الأول تلاعب الشيطان ليحزن الرائي كأنه يرى أنه قطع رأسه الثاني أن يرى أن بعض الأنبياء يأمره بمحرم أو محال. الثالث ما تتحدث به النفس في اليقظة تمنيا فيراه كما هو في المنام

Artinya: Karena secara logika, tidak menutup kemungkinan iblis menamakan dirinya nabi, untuk mengatakan pada orang yang bermimpi, dialah nabi dan memerintah-Nya dengan ketaatan. Adapun mimpi yang benar adalah mimpi yang bebas dari adhghâts (mimpi yang tidak jelas). Sedangkan adhghâts itu ada beberapa macam: Pertama, permainan setan agar si pemimpi bersedih, seperti ia bermimpi telah putus kepalanya. Kedua, ia bermimpi bahwa diantara para nabi memerintahkannya melakukan perbuatan haram atau kemustahilan. Ketiga, apa yang terjadi pada dirinya sendiri di saat terjaga dalam keadaan berharap, lalu ia melihat sebagaimana yang terjadi dalam mimpi.(Imam Al-Munawi, Faidhul Khabir, Juz 6, Halaman 132)

Oleh sebab itu, mimpi melihat nabi belum tentu benar, bukan karena setan bisa menyerupai nabi, tetapi terkadang karena setan menipunya dengan mengaku sebagai nabi.

Penulis: Ibrahim, Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Tepa’nah Barat, Durjan, Kokop, Bangkalan 
Editor: Syifaul Qulub Amin/Pengurus LTN PCNU Bangkalan

Comment here