
nubangkalan.or.id—Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadim dan juga merupakan kitab Allah ﷻ yang paling agung yang menghapus hukum-hukum kitab sebelumnya, bahkan Al-Qur’an adalah satu-satuNya kitab Allah ﷻ yang di janjikan akan dijaga-Nya, sebagaimana firman Allah ﷻ:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)
Artinya: “Sesungguhnya saya yang telah menurunkan Al-Qur’an dan saya juga yang akan menjaganya.” (Q.S Al-Hijr []: 4).
Maka dari itu, kita tidak perlu khawatir akan diubahnya Al-Qur’an, karena Allah ﷻ telah berjanji akan senantiasa menjaganya dari penambahan, pengurangan dan berubahnya sebuah hukum. Hal ini terbukti sampai saat ini Al-Qur’an masih terjaga dari tiga hal tersebut.
Namun demikian, yang masih menjadi pertanyaan sebgaian orang adalah tentang diturunkannya, karena dalam proses turunnya Al-Qur’an sebagai wahyu kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ adalah dengan cara berangsur-angsur. Sedangkan dalam firman Allah di jelaskan bahwa Allah ﷻ menurunkan Al-Qur’an dengan cara serentak, sebagaimana firman Allah ﷻ yang berbunyi;
إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
Artinya: Sesungguhnya saya telah menurunkan al-qur’an pada malam lailatul qodar. (Q.S Al-Qadr []: 1)
Dari ayat tersebut tidak bisa di pungkiri lagi, bahwa Al-Qur’an diturunkan secara serentak oleh allah ﷻ. Sedangkan yang terjadi kepada baginda Rasulullah ﷺ adalah secara berangsur-angsur. Oleh sebab itu, pertanyaan pun muncul, apakah ini merupakan hal yang bertentangan antara firman Allah ﷻ dengan apa yang terjadi kepada baginda Rasulullah ﷺ?
Jawabannya jelas tidak, karena yang di maksud ayat tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Ahmad Bin Muhammad As-Sawi Al-Misri dalam kitab tafsirnya, Hasyiyah As-Sowi Ala Tafsir Al-Jalalaini, Juz 4, Halaman 401, yaitu bahwa yang dimaksud Al-Qur’an diturunkan oleh Allah ﷻ dengan cara serentak pada malam Lailatul Qadar, ialah dari Lauhul Mahfuzh sampai sama’id dunya, langit bumi, yakni sesungguhnya malaikat Jibril mendekte kepada Malaikat sama’id dunya yang kemudian ditulis di beberapa mushaf, dan mushaf tersebut berada di satu tempat di sama’id dunya yang di sebut Baitul Izzah.
Setelah itu, kemudian diturunkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah ﷺ sebagai wahyu dengan cara berangsur-angsur selama masa 23 tahun.
Walhasil, dari penjelasan di atas bahwa turunnya Al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan. Namun hanya ada perbedaan antara yang diturunkan dengan cara serentak dan dengan cara berangsur-angsur, maksudnya yang diturunkan secara serentak sebagaimana ayat di atas ialah dari Lauhul Mahfuzh ke sama’id dunya, sedangkan yang dengan cara berangsur-angsur dari sama’id dunya kepada Rasulullah ﷺ.
Penulis: Ibrahim, Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Tepa’nah Barat, Durjan, Kokop, Bangkalan & Pegiat Bahtsul Masail MWC NU Tambelangan
Editor: Syifaul Qulub Amin, Pengurus LTN PCNU Bangkalan
Comment here