OPINI

Gerakan Pemuda Ansor, Penjaga Aswaja dan NKRI

Gerakan Pemuda Ansor, Penjaga Aswaja dan NKRI

nubangkalan.or.id—Gerakan Pemuda Ansor lahir dari semangat para ulama dan pemuda Nahdlatul Ulama dalam menghadapi tantangan zaman. Organisasi ini didirikan secara resmi pada 24 April 1934 Masehi arau 10 Muharram 1353 Hijriah di Banyuwangi , dan menjadi wadah bagi pemuda-pemuda NU untuk berjuang menjaga agama dan negara.

Nama “Ansor” diambil dari kaum Anshar, yaitu penduduk Madinah yang membantu Rasulullah ﷺ dan kaum Muhajirin. Semangat perjuangan dan pengorbanan mereka menjadi inspirasi bagi para pemuda NU khususnya Ansor, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ”

Artinya: “Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membenci mereka.” (HR. Imam Bukhari).

Oleh karena itu, pemuda yang membawa nama Ansor, harus meneladani semangat pengorbanan kaum Anshar: menolong agama, melindungi ulama, menjaga ukhuwah Islamiyah dan menjaga ajaran Ahlussunah Wal Jamaah.

Ansor dan Cinta Tanah Air

Dalam perjuangan kemerdekaan, pemuda Ansor bersama para ulama NU mengikuti Resolusi Jihad 1945 untuk melawan penjajahan. Ini adalah bukti bahwa membela negara bagian dari agama.

Maka menjaga NKRI, menjaga ketertiban, dan mencegah perpecahan adalah jihad sosial yang besar pahalanya.
Oleh sebab itu, mari kita tanamkan dalam hati bahwa menjadi Ansor berarti menjadi pelindung Islam, ulama, dan bangsa. Menjadi Ansor adalah menghidupkan semangat cinta ilmu, cinta ulama, cinta damai, dan cinta tanah air. Sayyidina Umar Radhiyallāhu ‘Anhu berkata:

ﻟﻮﻻ ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻟﺨﺮﺏ ﺑﻠﺪ اﻟﺴﻮء ﻓﺐﺣﺐ اﻷﻭﻃﺎﻥ ﻋﻤﺮﺕ اﻟﺒﻠﺪاﻥ

Artinya: “Tanpa cinta tanah air, maka akan hancur suatu negri yang terpuruk. Maka dengan cinta tanah air, negeri-negeri termakmurkan.”

K.H. Hasyim Asy’ari juga mengatakan sebuah ungkapan yang sangat bijak yang menjadi penyemangat kepada para pemuda, sebagai berikut:


حب الوطن من الإيما ن

Artinya: “Cinta tanah air sebagian dari iman.”

Uraian di atas membuktikan betapa  pentingnya rasa cinta terhadap tanah air dalam membangun dan memakmurkan suatu negeri. Bahkan, jika suatu negeri dalam keadaan buruk sekalipun, rasa cinta dari penduduknya mampu menjaganya dari kehancuran.

Penulis: Ibrahim, Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Tepa’nah Barat Durjan Kokop Bangkalan & Pegiat Bahtsul Masail MWC NU Tambelangan
Editor: Syifaul Qulub Amin/Pengurus LTN PCNU Bangkalan

Comment here