
nubangkalan.or.id—Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama (ISHARI NU) Ranting Banyualet menggelar latihan bersama pada malam Jumat (6/2/25), di Masjid Al-Hidayah di Desa Banyualet. Acara diawali dengan pembacaan surat Yasin yang penuh kekhusyukan, membawa para anggota dalam suasana spiritual yang mendalam. Kehadiran seluruh anggota ISHARI NU Banyualet memberikan energi positif dalam menjaga kekompakan serta memupuk semangat melestarikan seni sholawat yang khas.
Di tengah sesi pagelaran latihan, Pimpinan ISHARI NU Ranting Banyualet, Ustad Mahdhori Daud, menegaskan pentingnya pelestarian seni hadrah ISHARI NU serta perlunya regenerasi di kalangan pemuda.
“Latihan rutin seperti ini sangat penting untuk menjaga tradisi selawat ISHARI NU agar tetap lestari. Saat ini banyak kaum muda yang lebih tertarik dengan grup selawat modern, tetapi sebagai generasi Nahdliyin, kita juga memiliki tanggung jawab untuk melestarikan kesenian hadrah ini, khususnya di Desa Banyualet,” ujarnya.
Suasana semakin khidmat saat lantunan selawat Bisahri, yang dipimpin oleh Ustad Sya’dulloh, menggema di ruangan. Setiap nada membawa ketenangan dan kesyahduan, seolah menghubungkan jiwa-jiwa yang hadir dengan Sang Pencipta. Setelah sesi ini, para anggota diberikan waktu istirahat sejenak untuk mempersiapkan diri melanjutkan rangkaian acara berikutnya.
Sebelum memasuki pembacaan Muhud Habibun, lantunan selawat Alhamdu dikumandangkan oleh Adinda Albi Anggota Junior ISHARI Banyualet , semakin menambah kekhusyukan suasana. Puncak acara tiba dengan pembacaan Muhud Habibun yang dipimpin oleh Sang Maestro ISHARI NU Ranting Banyualet, Ustad Mahdhori.
Latihan bersama ini bukan sekadar rutinitas, tetapi juga momentum penting untuk menjaga tradisi seni selawat yang penuh keindahan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi yang menguatkan persaudaraan di antara anggota. Dengan semangat kebersamaan ini, ISHARI NU Banyualet diharapkan terus berkembang tanpa kehilangan keaslian tradisinya, menjadi mercusuar seni sholawat yang tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Sebagai penutup, pembacaan Saraful Anam yang dipimpin oleh Ustad Khoirul Anam membawa suasana ke puncak kesyahduan. Setiap lantunan terasa menyentuh hati, seolah mengajak setiap yang hadir untuk merenungi makna kebersamaan dan keikhlasan. Acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan bagi ISHARI NU Banyualet dan segala rencana mulia di masa mendatang.
Penulis: Fahrizal Rahman/Departemen Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kreativitas PC ISHARI NU Bangkalan
Editor: Syifaul Qulub Amin/LTN PCNU Bangkalan
Comment here