HikmahKEISLAMAN

Keutamaan Memberi Nafkah Lebih kepada Keluarga pada Hari Asyura

Keutamaan Memberi Nafkah Lebih kepada Keluarga pada Hari Asyura

nubangkalan.or.id—Islam adalah agama yang sempurna dan menyentuh seluruh aspek kehidupan, dari urusan ibadah kepada Allah ﷻ hingga hubungan antarsesama manusia, terutama dalam lingkungan keluarga. Dalam setiap waktu dan kesempatan, Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk memperbanyak amal kebajikan, terlebih pada hari-hari yang memiliki keutamaan khusus di sisi Allah ﷻ.

Salah satu hari yang sangat dimuliakan dalam Islam adalah hari Asyura, yaitu tanggal 10 bulan Muharram. Hari ini bukanlah hari biasa. Ia menyimpan berbagai peristiwa penting dalam sejarah umat manusia, seperti keselamatan Nabi Musa As dari Fir’aun, diterimanya taubat Nabi Adam As, serta kemenangan dan pertolongan Allah yang diberikan kepada para nabi dan orang-orang saleh terdahulu.

Rasulullah ﷺ sangat memuliakan hari Asyura. Beliau menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di dalamnya sebagai bentuk syukur atas nikmat dan pertolongan Allah ﷻ. Namun, selain puasa, ada satu amalan yang memiliki nilai spiritual besar, tapi sering kali luput dari perhatian kita, yaitu memberi nafkah lebih kepada keluarga pada hari Asyura.

Amalan ini mungkin terdengar sederhana, tapi dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa orang yang melapangkan nafkah kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rizkinya sepanjang tahun. Ini adalah janji yang luar biasa dari Allah ﷻ melalui lisan Nabi-Nya ﷺ, dan telah diamalkan oleh banyak ulama terdahulu yang menyaksikan sendiri keberkahannya.

Memberi nafkah bukan hanya soal materi, melainkan juga merupakan ekspresi cinta, kasih sayang, dan perhatian dalam rumah tangga. Islam sangat menghargai peran seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam mengayomi dan menafkahi keluarganya. Maka, ketika kita melapangkan nafkah di hari yang penuh berkah seperti Asyura, hal itu menjadi simbol ketaatan, kepedulian, dan upaya mendatangkan keberkahan dalam keluarga kita.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang keutamaan memberi nafkah lebih pada hari Asyura, bukan hanya sebagai bentuk ibadah kepada Allah ﷻ, tetapi juga sebagai wujud nyata dari cinta kita kepada keluarga dan harapan akan limpahan rahmat serta rizki dari-Nya sepanjang tahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab I’ānatut Thālibīn, juz 2, halaman 302, sebagai berikut:

فَصُومُوهُ وَوَسِّعُوا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ وَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مِالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

Artinya: “Hendaklah kalian berpuasa Asyura dan lapangkanlah nafkah keluarga kalian pada hari itu, karena sesungguhnya barang siapa melapangkan nafkah kepada keluarganya dari harta bendanya pada hari Asyura, niscaya Allah akan melapangkan rizikinya sepanjang tahun.”

Bahkan, juga dijelaskan dalam kitab yang sama bahwa Barang siapa memberi seteguk air minum maka Allah ﷻ akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada hari haus yang besar. Berikut redaksinya:

وَمَنْ سَقَى فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ شُرْبَةَ مَاءٍ سَقَاهُ اللهُ يَوْمَ الْعَطْشِ الْأَكْبَرِ كَأْسًا لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا، وكَأَنَّمَا لَمْ يَعْصِ اللهَ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Artinya: “Barang siapa memberi seteguk air minum maka Allah akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada hari haus yang besar, yang mana dia tidak akan dahaga sesudah itu selamanya, dan seakan-akan ia tidak pernah bermaksiat kepada Allah sekejap pun.”

Maka dari itu, jadikanlah hari Asyura ini sebagai bentuk kasih sayang kepada keluarga, dengan harapan semoga dengan adanya kasih sayang yang lebih kepada keluarga, kita semua dilapangkan dan dimudahkan rizkinya oleh Allah ﷻ.

Penulis: Ibrahim/Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Tepa’nah Barat, Durjan, Kokop, Bangkalan, & Pegiat Bahtsul Masail MWC NU Tambelangan
Editor: Syifaul Qulub Amin/Pengurus LTN PCNU Bangkalan

Comment here