News

Kiai Makki Berharap JQHNU Mampu Menjadi Pemersatu dari Berbagai Perbedaan

Nubangkalan.or.id,- Pimpinan Cabang Jam’iyatul Qurro’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kabupaten Bangkalan menggelar Konferensi Cabang yang Ke-V di Ruang Sujaki Pendopo-II Kabupaten Bangkalan, Minggu (13/02/22).

Acara dibuka oleh Sekretaris PW JQHNU KH. Ali Masykur dan diikuti oleh puluhan perwakilan pengurus baik dari Pimpinan Cabang maupun Pimpinan Anak Cabang di Kabupaten Bangkalan.

KH. Abdul Hafidz selaku pelaksana tugas (plt) Ketua PC JQHNU Kabupaten Bangkalan menyampaikan hasil pencapaiaannya semenjak diangkat sebagai Plt. Ketua PC JQHNU Bangkalan.

“Selama kurang lebih satu tahun, saya melakukan turba untuk membentuk pengurus PAC dan juga melakukan beberapa pembinaan-pembinaan termasuk salah satunya adalah pembinaan Qiro’ah Sab’ah” ucapnya saat memberikan sambutan.

Selain itu dirinya juga meminta maaf jika dalam kepemimpinannya selama ini kurang maksimal.

“Saya juga minta maaf hususnya kepada Pengurus NU apabila dalam kepengurusan ini kurang maksimal” tambahnya.

Diakhir sambutannya KH. Abdul Hafidz berharap siapapun yang terpilih nantinya agar bisa melanjutkan beberapa kegiatan yang sudah dirintisnya bersama kepengurusan sebelumnya.

“Siapapun yang disepakati, saya memohon untuk bisa melanjutkan beberapa kegiatan yang telah dirintis oleh kami dan jajaran, ditambah silahkan tapi kalau dikurangi jangan” tegasnya.

Sementara itu Ketua PCNU Bangkalan KH. Makki Nasir mengapresiasi semangat khidmah kepengurus JQHNU Bangkalan selama ini dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu Banom NU yang membidangi al-Qur’an.

“Kami pengurus PCNU mengapresiasi dan berterimakasih atas semangat para pengurus JQHNU Bangkalan dalam menjalankan amanah hususnya dalam mengabdikan diri di Banom NU yang fokus membidangi Al-Qur’an” Ucapnya dengan nada bahagia.

Kiai yang juga menjadi Koordinator PCNU Korda Madura itu berharap JQHNU mampu menyatukan beberapa metode
ditengah banyaknya organisasi berbasis Al- Qur’an dari berbagai pesantren dengan metode yang berbeda-beda tanpa harus mengintervensi salah satunya.

“Artinya kita kembali kepada sejarah berdirinya NU yang menyatukan semua pesantren dengan segala ciri khasnya tanpa harus membuang ciri khas dari masing-masing pesantren itu,” pungkasnya. (Badrun/Hasin)

Comment here