News

Demam Citayam Fashion week, Bagaimana Menyikapi Pro dan Kontranya?

Oleh : KH Makki Nasir

Kenakalan remaja bukan persoalan baru bangsa ini, kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang tak kalah pelik karena banyak melibatkan semua pihak, baik itu orang tua ( keluarga), Sekolah (pendidikan), aparatur pemerintah ataupun semua elemen yang ada di masyarakat.

Kenakalan remaja merupakan kenyataan yang harus dihadapi semua pihak tanpa pengecualian karena ini menyangkut kelangsungan suatu bangsa atau Negara.

Remaja merupakan generasi penerus yang kelak akan membawa bangsa atau Negara pada suatu keadaan yang baik atau jelek atau bahkan hancur. Maka kewajiban semua pihak untuk bertanggungjawab menjaga dan membentengi remaja dari berbagai tindakan yang sifatnya menghancurkan, seperti narkoba, miras atau tindakan – tindakan kriminal lainnya.

Dengan kepribadian yang masih labil karena dalam masa transisi yaitu dimana remaja mengalami masa peralihan dari anak menjadi dewasa, sehingga belum terbentuk kepribadian matang menjadikan remaja sasaran yang empuk bagi orang – orang yang tidak bertanggungjawab untuk memberi pengaruh yang jelek.

Berbagai aspek penyebab kenakalan remaja, seperti kemiskinan, lingkungan keluarga yang tidak kondusif, lingkungan sosial yang tidak bagus dan memadai serta masih banyak faktor lainnya yang menjadikan alasan remaja melakukan penyimpangan – penyimpangan walaupun itu tidak di benarkan. Akan tetapi memang kita tidak mungkin menyalahkan pada remaja karena ada yang lebih bertanggungjawab yaitu keluarga, keluarga sebagai pihak utama dan pertama harus mampu mengontrol prilaku remaja.

Salah satu pencegahan kenakalan remaja keluarga harus memberi pembekalan pendidikan agama mulai dini. Agama merupakan tameng bagi remaja dalam kehidupan, dengan agama akan mampu menjadikan kematangan pribadi yang kuat, karena dalam agama akan di tunjukkan mana yang salah dan mana yang benar, agama akan jadi filter atau penyaringan bagi remaja dalam pergaulan dan menghadapi pengaruh – pengaruh negative dari luar.

Dalam mengajarkan agama pada remaja diperlukan berbagai metode. Adapun metode yang digunakan untuk mengajarkan agama pada remaja telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain: pengajaran agama pada remaja yang cukup berhasil dalam membentuk aqidah anak (remaja) dan mempersiapkannya baik secara moral, maupun emosional adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Karena nasehat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak (remaja) akan hakikat sesuatu, mendorong untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.

Adapun metode nasehat, dicontohkan oleh Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Al-Qur’an QS. Al Luqman ayat 13 dan 17.
Terjemahnya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

(13) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Pada suatu hari Rasulullah SAW ditanya oleh salah satu sahabatnya. “Ya Rasulallah, apakah haqiqat ajaran agama?” Beliau menjawab, “Khusnul khuluqi.” Yang lain bertanya, “Ya Rasulallah apakah hakikat ajaran agama ini?” Beliau menjawab, “Khusnul khuluqi.” Setelah itu datang sahabat yang lain dan bertanya, ” Apakah haqiqat ajaran agama ini ya Rasul?” Maka Rasulullah SAW menoleh, Rasul bertanya, “Apakah engkau faham haqiqat agama ini ? janganlah kamu marah.” Hadist ini ditafsiri oleh imam Ahmad bin Hanbal beliau berkata, “Khusnul khuluk ialah kamu jangan selalu marah dan jangan pendendan.”

Menurut satu riwayat ada sahabat bertanya pada nabi, “Apakah as-syuum itu ya Rasul?” Beliau menjawab, “Suul khuluqi .” Ia bagaikan racun yang mematikan dan membinasakan. Ia adalah kerendahan dan kehinaan yang menjauhkan seseorang dari tuhannya. Bahkan ia adalah pendorong ke jalan setan dan pintu api neraka. Rasulullah SAW pernah bersabda:
إن العبد ليبلغ من سوء خلقه أسفل درك جهنم
“Sesungguhnya seorang hamba yang jelek budi pekertinya akan mengantarkan dirinya itu pada paling bawahnya neraka jahannam.”

Akhlak yang baik itu adalah mahkota yang tersemat di kepala setiap orang yang memilikinya. Dia mampu menjaga tingkah lakunya. Akhlak yang bagus bukanlah sekedar sebuah tingkah laku yang bisa diterima oleh semua kalangan atau sekedar orang sekitarnya yang bisa bahagia dengan kehadirannya. Namun, sifat ini adalah buah dari ketakwaan seorang hamba pada tuhannya, dan ungkapan dari keimanan yang sempurna.

Rasulullah SAW bersabda ;
اكمل المؤمنين ايمانا أحسنهم خلقا
” Sempurnanya iman orang mukmin adalah lebih bagusnya akhlak.”

Persoaalanya adalah bagaimana bisa mendapatkan kebaikan akhlaq itu sendiri. Sebenarnya para ulama’ kita yang mempunyai kapabilitas sudah banyak menulis tentang masalah akhlaq ini, semisal Al Imam al-Ghazali dengan kitab Ihya’ Ulumuddinnya, Ibnu Jauzi dengan Alfawaid. Dll.

Dalam kitab beliau itu tertuang dengan gamblang cara mendapatkan akhlaq yang baik dan menjauhi dari yang buruk. hadist nabi yang diriwayatkan oleh Syaikhain yang dinukil oleh al-Baghawi dalam kitab mashobihussunnah juz dua halaman 3 :
الا وانّ في الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسد الجسد كله الا وهي القلب ( أخرجه البخاري ومسلم )
“Ingatlah sesungguhnya dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Ketika segumpal daging itu bagus maka tubuh akan menjadi bagus. Jika segumpal daging itu busuk, maka seluruh tubuh akan rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati,”

Cara menggapai keluhuran akhlak.

  1. Melihat kehidupan Rasulullah SAW dengan membaca buku-buku sejarah secara tuntas. Dan juga menghafalkan hadist-hadist yang mendorong pada akhlak mulia. Dengan demikian akan tampak penyakit yang sekaligus obat penawarnya.
  2. Mencari teman yang dapat memberikan nasehat atau saran dengan tulus, mendengarkan dan merenungkan apapun yang mereka katakan tentang kita. Teman adalah cermin sebagaimana sabda nabi ;
    ( عن أبي هريرة أنه قال : ( المؤمن مرآة المؤمن إذا رأى فيه عيباً أصلحه
    Fungsi dasar cermin adalah memantulkan gambar yang hakiki dari hadapannya tanpa dilebih-lebihkan. Teman adalah seorang yang berkata jujur tentang kita. Bukan orang yang selalu membenarkan kita sebagaimana kata pepatah ;
    صديقك من صدقك لا من صدقك
    ” Teman yang sejati ialah orang yang berkata benar padamu bukan orang yang selalu membenarkan ucapanmu.”
  3. Memperhatikan orang yang tidak menyenagi kita dan suka mengurai kesalahan kita. Dengan orang yang tidak suka kepada kita akan mengurai tanpa henti. Dan tariklah kesempatan serta kemanfaatan tersebut. Setelah itu kita bisa memperbaiki kekurangan dan menjadikan hal itu sebagai tanggapan kritik yang disampaikan orng yang tidak senang pada kita.

Diceritakan dari Mu’ad bin Jabal bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada. Iringilah kejelekan dengan kebaikan yang sebagai penghapusnya. Berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang bagus.”

Riwayat yang lain menceritakan bahwasanya Mu’ad bin Jabal hendak pergi dia berkata kepada Rasulullah SAW, ” Wasiatilah saya wahai Rasul.” Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah kamu pada: Allah dan jangan sampai menyekutukannya.” Mu’ad berkata, “Tambahkanlah ya Rasul .” Rasulullah SAW l bersabda, “Konsistenlah kamu dan perbaguslah budi pekertimu.” Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, “Paling banyaknya sesuatu yang bisa menyebabkan manusia masuk surga adalah bertakwa pada Allah dan bagusnya budi pekerti”.

*Ketua PCNU Bangkalan/ Ketua MUI Bangkalan.

Comment here