NewsTokoh

Profil Gus Kholili Kholil, Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama

Beliau bernama Kholili Kholil. Dari jalur ibunya beliau adalah keturunan keenam Syaikhona Kholil Bangkalan. Sementara dari jalur ayahnya beliau keturunan Syekh Jalaluddin Abdul Qodir atau Mbah Lowo Ijo dari pesantren kuno yang bernama Canga’an. Pesantren Canga’an sendiri adalah tempat Syaikhona Kholil Bangkalan menimba ilmu di tanah Jawa.

Gus Kholili adalah salah satu intelektual muda Nahdlatul Ulama yang memiliki konsen khusus terhadap sejarah atau tarikh.

“Saya melihat ada kecenderungan umat Islam saat ini terlalu ‘melangit’. Realitas-realitas historis—meskipun dipandang tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap hukum syariat—setidaknya mampu membuat sikap umat Islam sedikit ‘membumi’,” ujar beliau ketika diwawancara redaksi nubangkalan (4/6/24).

Gus Kholili adalah murni jebolan Lirboyo. Sejak ibtidaiah hingga kini lulus marhalah tsaniyah (setara S2) semuanya dihabiskan di Lirboyo. Sejak masih di pesantren, beliau terhitung sebagai santri berprestasi. Terbukti beliau beberapa kali menjuarai perlombaan baca kitab kuning tingkat nasional atau MQK (Musabaqah Qiraatil Kutub). Hal ini pula yang menjadikan beliau beberapa kali dipercaya menjadi juri lomba baca kitab tingkat nasional.

Penguasaan bahasa asing yang sedikit di atas rata-rata dibanding santri lainnya membuat beliau pernah dikirim oleh Kementrian Agama mendapatkan beasiswa non-degree di Goethe University Frankfurt. Hal ini pula yang membuat ia sering mengisi seminar-seminar internasional di beberapa negara. Yang terbaru, beliau menghadiri konferensi bertajuk International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) di Portugal mendampingi Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf.

Dalam organisasi, beliau aktif di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam Bidang Bahsul Masail. Di periode kepengurusan Gus Yahya ini (2021—2027) beliau menjadi pengurus paling muda, yakni 24 tahun saat SK turun.

“Betul, saya paling muda. Ini yang membuat saya semakin giat untuk meningkatkan produktifitas,” ujar beliau.

Beliau terhitung sebagai penulis yang produktif. Beberapa karya pernah beliau tulis di antaranya Kritik Ideologi Radikal (Lirboyo Press), Mukhtarat Kitab al-Adzkiya’ (Makatabah al-Maula), Lawami’ al-Bayan wa Qawathi’ al-Burhan li Muhammad Dimyathi Al-Surakarti (Kementrian Agama, 2023).

Penulis: Bushiri

Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here