Saat ini perempuan di berbagai penjuru dunia tengah menghadapi musuh yang sama, yaitu kekuatan yang ingin menjauhkan perempuan dari peran utama mereka yang sesungguhnya. Musuh itu tidak hanya berbentuk fisik seperti tentara Zionis yang menindas Bangsa Palestina, tapi dalam bentuk ideologi yang menyesatkan.
Dorongan untuk mencapai karier setinggi-tingginya (meskipun harus mengabaikan keluarga), dorongan untuk menuntut persamaan (bukan kesetaraan) dengan pria, dorongan untuk tergila-gila pada konsumerisme dan mode, dorongan untuk melepaskan diri dari aturan-aturan agama yang dianggap puritan, mengekang kebebasan, dan lain-lain, adalah di antara ide-ide yang sebenarnya membuat perempuan terjajah.
Mari renungi kutipan berikut:
“Apa pun yang ada, semua berasal dari pangkuan dan pelukan perempuan. Lihatlah, setiap laki-laki yang sampai ke puncak kemanusiaan, pastilah berutang budi kepada ibunya. Sangat mustahil dalam sebuah masyarakat akan terjadi perubahan sosial bila perempuan tidak dilibatkan. Setiap perubahan sosial membutuhkan perempuan. Ketika seorang perempuan bergerak, suami dan anak-anaknya bergerak bersamanya. Kebangkitan Islam hanya bisa diraih jika kaum muslimah sadar di mana posisinya yang tepat dan kembali meraih posisi itu.”
Perhatikan kelanjutannya:
“Posisi utama perempuan adalah menjadi pendidik generasi muda. Ibu yang cerdas, beriman, dan sadar akan tugas utamanya, akan melahirkan pejuang-pejuang yang akan memperbaiki kondisi umat Islam. Kami melihat kenyataan ini di beberapa belahan dunia dan ini sedang terjadi di dunia. Mengapa Allah memberi tugas/misi utama kepada perempuan? Alasannya adalah karena perempuan merupakan manifestasi keindahan, kelembutan, dan cinta Tuhan.”
“Hati perempuan adalah wadah bergolaknya cinta, kasih sayang, dan kemanusiaan. Ketika ingin membuat kerusakan di suatu masyarakat, langkah pertama yang dilakukan setan adalah menghapus peran perempuan; bahkan perempuan itu dihancurkan olehnya.”
“Di Eropa, wujud dan peran perempuan telah dihancurkan, akibat yang terjadi adalah kejahatan yang merajalela, kezaliman berada di mana-mana, bahkan yang terburuk adalah kezaliman terhadap perempuan itu sendiri.Di setiap masyarakat yang perempuannya bangkit, dengan segera masyarakat itu pun akan bangkit mengikutinya. Perempuan bangkit.”
Ketika perempuan kembali menemukan siapa dirinya yang sejati dan apa perannya yang sejati di muka bumi ini, mereka akan bangkit karena rasa percaya diri mereka semakin meningkat. Dengan meningkatnya jati mereka yang memberdayakan perempuan dan membebaskan mereka dari pelbagai hambatan seperti ketakutan, kerapuhan, dan egoisme.
Ketika kaum perempuan mampu mengidentifikasi peran dalam masyarakat, mereka akan memiliki kekuatan untuk memperluas aktivitas dan tanggung jawab karena mereka tidak hanya berpikir tentang rumah tangga, tetapi jauh diluar itu.
Oleh sebab itu, perempuan sekarang merupakan “perempuan pengemban misi yang sangat berat dan penting,” yaitu membuat perubahan sosial ke arah yang lebih baik; ke arah kemerdekaan umat manusia dari ketertindasan.
Indonesia hari ini pun tengah menghadapi tantangan yang sangat besar, meskipun kita sudah 67 tahun lepas dari penjajahan Belanda, sayangnya kita masih terjebak dalam penjajahan ekonomi dan budaya.
Jumlah penduduk miskin terus meningkat, sementara semua kekayaan alam kita dikuasai oleh perusahaan asing. Privatisasi semakin merajalela, bahkan merambah ke bidang-bidang yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara, meliputi: pendidikan; kesehatan; air minum; dan listrik.
Walhasil, untuk memperbaiki semua hal ini, para kaum muslimah sangat diperlukan perannya dalam memecahkan kebuntuan. Sebab, di tangan halus perempuanlah negara ini menjadi indah dan lebih baik. Untuk seluruh perempuan Indonesia, bangkitlah!
Penulis: Ainun Najib, Mahasantri Ma’had Aly Nurul Cholil Semester VII
Editor: Syifaul Qulub Amin
Comment here