News

Awal Bulan Rabi’ul Awwal 1446 H Berbeda-beda, Begini Penjelasan Ketua LPNU Bangkalan

Nubangkalan.or.id,- Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LFNU) Bangkalan Muhammad Thuba buka suara perihal perbedaan penetapan awal bulan beberapa kalender yang beredar di masyarakat.

Menurutnya, perbedaan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh perubahan kriteria hilal yang disepakati oleh beberapa gabungan menteri agama dari beberapa negara yaitu Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura atau yang biasa di singkat MABIMS.

“Kriteria kemungkinan hilal bisa terlihat (imkanurrukyat) yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) sejak tahun 2022 lalu mengalami perubahan, yaitu yang awalnya ketinggian hilal minimal 2 derajat, umur hilal minimal 8 jam dan jarak azimut hilal dan matahari minimal 3 derajat, dirubah menjadi ketinggian minimal hilal harus mencapai 3 derajat, dan elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimal adalah 6,4 derajat,” ungkapnya, Senin (26/08/24).

Kriteria tersebut menurutnya didasarkan pada data rukyat atau pengamatan global jangka panjang serta mempertimbangkan aspek fisik rukyatul hilal.

“Sedangkan Pemerintah Republik Indonesia sendiri telah memberlakukan kriteria Neo–MABIMS ini. Hal tersebut dinyatakan dalam surat pemberitahuan bernomor B–79/DJ.III/HM. 00/02/2022 yang ditandatangani Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam,” lanjutnya.

Begitu juga Imkanurrukyat Nahdlatul Ulama’ (IRNU) yang ditetapkan oleh Lembaga Falakiyah PBNU sejauh ini masih mengawal apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI yaitu minimal ketinggian hilal 3 derajat dan minimal elongasi 6,4 derajat.

“walaupun ada di antara pakar falak NU yang kurang sependapat,” ucapnya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pendapat atas dasar penetapan kriteria imkanurrukyat tersebut.

“untuk hisab awal bulan Rabi’ul Awwal 1446 H ketinggian hilal pada malam Rabu adalah 3 derajat dan elongasi 4,3 derajat. Yang artinya tidak memenuhi kriteria IRNU yang baru, akan tetapi hampir memenuhi (hilal kritis) dan kalau seandainya mengacu pada kriteria imkanurrukyat yang lama, ini sudah memenuhi, dan inilah alasan penyebab berbeda-bedanya penetapan awal bulan Rabi’ul Awwal pada kalender-kalender yang berdedar di masyarakat,” ujarnya.

Sehingga jika mengacu kriteria imkanurrukyat NU yang baru, maka secara hisab awal bulan Rabi’ul Awwal 1446 H, Jatuh pada hari Kamis tanggal 5 September 2024 M.

“Namun demikian tim perukyat NU akan tetap melaksanakan rukyatul hilal pada selasa malam rabu untuk lebih memastikannya,” pungkasnya. (Hasin)

Comment here