KajianKolomNewsTokoh

Perjuangan Rasulullah Waktu Di Makkah

Perjuangan Rasulullah Waktu Di Makkah

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam menyebarkan dakwah tak pernah lepas dari berbagai penolakan dari kaum kafir. Mereka tak ragu untuk mengejek, menyiksa, bahkan berusaha membunuh umat Islam dan Nabi Muhammad Saw. Penentangan ini, yang sering kali disertai kekerasan, semakin intens ketika dakwah beliau disampaikan secara terbuka setelah mendapatkan perintah dari Allah Swt.

Pada masa itu, kaum Quraisy menganggap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. sebagai sesuatu yang tidak berlandaskan dan membingungkan. Mereka beranggapan bahwa tradisi yang mereka jalani adalah warisan dari nenek moyang yang tidak boleh ditinggalkan. Dengan pikiran seperti itu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan dakwah beliau.

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. menghadapi berbagai rintangan dari orang-orang kafir sangatlah berat. Penentangan yang diterima beliau muncul dalam berbagai bentuk dan metode, menunjukkan betapa gigihnya mereka dalam mempertahankan keyakinan yang sudah lama mereka anut.

Kaum kafir Quraisy menggunakan berbagai cara untuk menghentikan perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah, termasuk mencoba membunuhnya. Salah satu rencana jahat mereka adalah menawarkan Abu Thalib untuk menggantikan Nabi Muhammad Saw. dengan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibn al-Walid al-Mughirah, yang seumuran dengan beliau, agar mereka bisa menghabisi keponakannya.

Namun, Abu Thalib dengan tegas menjawab, “Hai orang kasar! Lakukan apa pun yang kau mau, aku tidak takut!” Dia kemudian mengumpulkan keluarga Bani Hasyim untuk bersama-sama melindungi Nabi Muhammad Saw.

Tidak hanya itu, mereka juga mengutus Uthbah bin Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad Saw. agar menghentikan perjuangan dakwahnya. Dengan tawaran menggiurkan, termasuk menjadikan Rasulullah Saw sebagai raja, Uthbah berharap bisa membuat beliau berhenti menyebarkan ajaran Islam. Tentu saja, semua itu tidak menghentikan perjuangan Nabi Muhammad Saw. Beliau dengan tegas menjawabnya dengan membacakan Surah Fussilat ayat 13 yang berbunyi:
فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَقُلْ اَنْذَرْتُكُمْ صٰعِقَةً مِّثْلَ صٰعِقَةِ عَادٍ وَّثَمُوْدَ
Artinya: “Jika mereka berpaling, katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu (azab berupa) petir seperti petir yang menimpa (kaum) ‘Ad dan (kaum) Tsamud.”

Perjuangan Nabi Muhammad Saw. tidak berhenti sampai di sana. Kaum kafir tetap menentang dan berusaha menghentikan dakwah beliau. Penyiksaan yang tak manusiawi terhadap mukminin tidak bisa lagi dihindarkan. Termasuk pada Bilal bin Rabbah juga menjadi korban dari penyiksaan kaum Quraisy, ia dijemur di bawah terik matahari dan ditimpa dengan batu yang sangat besar.

Seorang perempuan bernama Sumaiyah juga dibunuh oleh Abu Jahal dengan tusukan tombak secara sadis hingga dirinya wafat. Di antara sahabat-sahabat lain yang mendapat siksaan adalah Amr bin Yasir, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Siksaan yang mereka dapatkan berupa pukulan, cambukan, dan tidak diberi makan dan minum dalam beberapa hari.

perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw. dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah penolakan dari kaum kafir terus berlanjut. Mereka bahkan berusaha memboikot Rasulullah Saw dan seluruh pengikutnya.

Boikot tersebut mencakup berbagai larangan, larangan dalam bertransaksi dengan orang muslim, tidak boleh menikahi mereka, larangan berkomunikasi, serta tuntutan untuk menyerahkan Nabi Muhammad Saw. kepada kaum kafir agar dapat dibunuh.

Pemboikotan berlangsung selama hampir tiga tahun, kemudian setelah keadaan umat Islam perlahan membaik, Nabi Muhammad Saw. melanjutkan kewajibannya untuk menyebarkan agama Islam dengan menginstruksikan para sahabat untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Sementara itu, Rasulullah Saw. tetap berada di Makkah untuk merencanakan strategi pindah ke lokasi lain guna mengembangkan dakwahnya.

Penulis: Amir Ibrahim, Pengajar Dipondok Pesantren Al Hikmah Darussalam, Tepa’nah Barat, Kokop, Bangkalan.
Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here