Oleh : Abdul Muiz*
Bagi warga Madura beternak merupakan salah satu mata pencaharian pokok di samping bercocok tanam. Kalau kita berkunjung ke daerah pedesaan, hampir di setiap pekarangan rumah akan ditemukan kandang, baik itu kandang ayam, kambing dan sapi. Bagi masyarakat beternak adalah salah satu cara menyimpan uang hasil dari usaha bercocok tanam atau menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Hal tersebut menjadi pilihan warga, karena potensi bank pakan yang melimpah berupa hijau-hijauan (rerumputan dan dedaunan).
Penggunaan hijau-hijauan secara langsung untuk pakan ternak merupakan aktivitas yang melelahkan serta diperlukan kondisi badan yang prima. Di sampingitu, mencari hijau-hijauan setiap hari membutuhan pengaturan waktu yang tidak mudah agar tidak mengganggu aktivitas lainnya. Alhasil, bagi para generasi milenial, beternak sudah tidak bisa menjadi pekerjaan idaman.
Jika hal ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin dunia masa depan ternak kita menjadi buram, karena tidak adanya generasi penerus yang selanjutnya berdampak pada ketersediaan hewan ternak untuk masa depan akan menjadi masalah. Hal inilah mungkin yang dijadikan alasan bagi pemerintah untuk selalu impor daging dari luar, dalam rangka memenuhi kebutuhan daging dalam negeri.
Untuk itu, terobosan-terobosan baru dalam beternak harus segera dilakukan, khususnya bagi warga Madura yang potensi dagingnya merupakan pilihan terbaik bagi para penikmat kuliner olahan daging. Dengan perkembangan teknologi dan kreativitas manusia, kini permasalahan tersebut berangsur-angsur mendapat jalan keluar. Teknologi pengolahan pakan ternak basah menjadi pakan kering adalah solusi dari melimpahnya sumber pakan serta akan menjadi bank pakan dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Selain pengolahan pakan basah menjadi pakan kering, kini juga sudah tersedia pakan jadi yang dapat langsung diberikan kepada hewan ternak yang dikenal dengan sebutan “Konsentrat”. Terdapat banyak pilihan bentuk dari konsentrat yang beredar di masyarakat, ada yang berupa serbuk dan ada yang berupa butiran padat. Selain dijadikan sebagai bahan pakan campuran, konsentrat juga dapat dijadikan sebagai pakan utama.
Dengan hadirnya pakan bentuk konsentrat di masyarakat, diharapkan dapat mengembalikan animo para generasi milenial untuk kembali menjadi peternak. Karena dengan penggunaan konsentrat, para peternak bisa menjadikan kegiatan beternaknya sebagai kegiatan inti maupun sampingan.
Namun, mengubah pola pikir peternak untuk beralih dari pakan basah ke pakan konsentrat tidaklah mudah. Adaptasi hewan ternak dari pakan basah ke pakan konsentrat juga membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Diperlukan perlakuan khusus agar hewan ternak mau dan terbiasa untuk mengkonsumsi pakan konsentrat.
Mengatasi permasalahan tersebut, maka Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan membentuk Tim Penggerak Peternak Nahdlatul Ulama untuk mengedukasi masyarakat yang ingin beternak dengan cara modern.
Adapun edukasi yang diberikan kepada para peternak antara lain:
(1) Cara memilih bibit ternak yang baik,
(2) Pemeliharaan kesehatan ternak pada masa adaptasi pakan konsentrat, dan
(3) Manajemen beternak yang sukses dan menguntungkan.
Dengan metode ini, PCNU Bangkalan berharap akan lahir generasi peternak yang profesional dan visioner yang mampu berhidmah untuk memberi manfaat baik pada organisasi maupun negara. (Hasin)
* Tim Penggerak Peternak Nahdlatul Ulama PCNU Bangkalan
Comment here