KajianNews

Wasiat Terakhir Rasulullah Saw

Wasiat terakhir Rasulullah Saw

Senin Subuh, para sahabat Rasulullah Saw. menunaikan salat dengan diimami oleh Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, di sisi lain Rasulullah sedang dikelilingi rasa sakit berada di kamarnya.

Kemudian Rasulullah membuka tirai kamar Sayyidah Aisyah dan melihat para sahabatnya yang sedang salat, ia tersenyum bahagia melihat mereka semua, lalu Sayyidina Abu Bakar hendak mundur karena mengira Rasulullah akan melaksanakan salat bersama mereka.

Akan tetapi, Rasulullah memberi isyarah dengan tangannya agar menyempurnakan salatnya, setelah itu beliau masuk ke kamarnya lagi dan menutup tirainya.

Ketika masuk waktu Duha, Rasulullah Saw. memanggil Sayyidah Fatimah dan membisikkan sesuatu kepadanya dan seketika itu Sayyidah Fatimah menangis, lalu Rasulullah membisikkan sesuatu lagi kepadanya, kemudian Sayyidah Fatimah tersenyum. Setelah wafatnya Rasulullah, Sayyidah Aisyah bertanya kepada Sayyidah Fatimah tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah Saw. kepadanya

Sayyidah Fatimah menjawab bahwa bisikikan pertama Rasulullah Saw. menyampaikan bahwa ia tidak lama lagi di dunia, sehingga ia menangis, bisikan kedua Rasulullah mengatakan bahwa dialah orang pertama yang akan bertemu dengan Rasulullah nanti. Dan Rasulullah SAW juga memberikan kabar gembira bahwa Sayyidah Fatimah adalah pemimpin dari suluruh wanita-wanita Muslimah di dunia

Sayyidah Fatimah melihat Rasulullah SAW semakin merasa kesakitan lalu berkata kepada Ayahnya, “Duh,  sakitnya wahai Ayah,” Rasulullah SAW menjawab, “Ayahmu tidak akan merasakan sakit lagi setelah ini.”

Kemudian Rasulullah Saw. memanggil Hasan dan Husain lalu mencium keduanya dan berwasiat dengan kebaikan, beliau juga memanggil istri-istrinya, menasihati dan mengingatkan mereka.

Matahari semakin tinggi, sakitnya Rasulullah Saw. pun semakin menjadi, rupanya bekas racun yang pernah dimakannnya masih terasa. Lalu beliau berwasiat:

الصلاة الصلاة وما ملكت أيمانك

Artinya: “Jagalah salat, jagalah salat, dan santunilah orang-orang yang lemah diantara kalian.”

Ketika sakaratul maut, Sayyidah Aisyah menyandarkan Rasulullah SAW ke pangkuannya, kemudian Abdurrahman bin Abu Bakar masuk yang ditangannya ada siwak, rupanya Rasulullah melihat siwak tersebut, karena Sayyidah Aisyah tau bahwa Rasulullah suka siwak maka ia bertanya, “Yā Rasulullah, mau kuambilkan siwak itu untukmu?” Kemudian Rasulullah mengiakan dan berisyarah menggunakan kepalanya.

Setelah diambil, karena siwak itu keras maka Sayyidah Aisyah bertanya lagi, “Maukah aku haluskan terlebih dahulu untukmu?” Rasulullah pun mengiakan dengan berisyaroh melalui kepalanya, lalu Sayyidah Aisyah mengahluskannya dan dan Rasulullah bersiwak dengan siwak tersebut.

Di sisinya juga terdapat teko air, kemudian ia memasukkan tangannya ke teko tersebut dan membasuh wajahnya sambil mengucapkan “lā ilāha Illallāh”.

Setelah selesai semua, Rasulullah mengagkat tangan atau telunjuknya, penglihatannya tertuju ke langit-langit rumahnya, bibirnya bergerak dan Sayyidah Aisyah mendekatkan telinganya, Rasulullah SAW berkata:

مع الذين أنعمت عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين، اللهم اغفر لي وارحمني، وألحقني بالرفيق الأعلى، اللهم الرفيق الأعلى

Artinya: “Bersama orang-orang yang engkau beri nikmat, yaitu para nabi, siddiqīn, Syuhadā’, dan orang-orang saleh, ya Allah, Ampunilah aku, kasihanilah aku, dan pertemukan aku dengan temen tertinggi (Allah), Ya Allah, pertemukan aku dengan teman tertinggi.

Rasulullah Saw. mengulang lafaz tersebut tiga kali, tangannya terjatuh dan akhirnya ia benar-benar kembali kepada kekasihnya, Allah Swt. Tuhan semesta alam, Innāilaihi wainnāilaihi rāji’un.

Rasulullah wafat hari Senin, 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah, umurnya genap enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

Maulaya Sholli wasaalim daiman abadan, ala habibika khoiril Kholki kullihimi.

Referensi: Ar-Rohiq al-Makhtum, Shofiyurrohman al-Mubarakfuri, Maktabah Syamilah

Penulis: Fakhrullah, Santri Aktif Pondok Pesantren Syaicona Moh. Cholil Bangkalan

Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here