Kegiatan

RAPAT KERJA ISNU BANGKALAN: SEBUAH ASA PENGABDIAN

ISNU Bangkalan mengawali rapat kerja, dengan seminar “Glokalisasi ISNU: Menyambut Bangkalan Menuju Kawasan Wisata Khusus Produktif” sebagai temanya.

Acara ini diselenggarakan di Graha Kebangkitan Bangsa, dihadiri oleh Ketua NU Bangkalan dan beberapa pengurus NU Bangkalan, pengurus ISNU, dan beberapa calon Ketua PAC ISNU kecamatan se Kabupaten Bangkalan.

Sebelum seminar dimulai, KH. Makki Nashir memberikan sambutan tentang kiprah Syaikhona Kholil (Mbah Kholil) dalam berdirinya organisasi NU. Cerita diutusnya KH. As’ad Samsul Arifin untuk menemui KH. Hasyim Asy’ari dengan memberikan tongkat, tasbih dan membacakan Alquran surat Thaha ayat 17-23, serta membaca wirid Ya Jabbar Ya Qahhar, bisa dijadikan bukti secara simbolik bahwa Mbah Kholil memberikan garis-garis perjuangan berdirinya organisasi NU.

Sambutan selanjutnya, oleh Ketua ISNU Bangkalan. Muzawwir menyampaikan bahwa rapat kerja kali ini, merupakan bagian rangkaian acara pra rapat kerja yang diadakan di Rumah Makan Bang Rebang. Ia berharap agar program kerja ISNU Bangkalan menghasilkan rumusan-rumusan program yang bermanfaat bagi masyarakat Bangkalan secara umum.

Salah satu nara sumber seminar, M. Mas’ud Said selaku Ketua PW ISNU Jawa Timur menyampaikan visi dan misi ISNU Jatim, yaitu; “Membangun ISNU Yang Kuat, Nahdlatul Ulama Bermartabat Menuju Jawa Timur Yang Sejahtera”, untuk mewujudkan itu semua maka perlu ada misi, antara lain; Pertama, mensinergikan potensi keahlian, profesionalitas anggota dan kelembagaan isnu dengan mitra strategis baik di pemerintahan maupun kemasyarakatan di tingkat provinsi dan daerah-daerah.

Kedua, memperkuat jaringan isnu dengan lembaga profesi dan lembaga sosial dan ekonomi dalam rangka mengembangkan kapasitas anggota dan kekuatan organisasi. Ketiga, mewujudkan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang adil dan makmur untuk memperkuat jami’yah nu (ahlussunnah waljama’ah an-nahdliyah) dan mengakselerasi terwujudnya jawa timur yang sejahtera.

Keempat, menghidupkan kelembagaan dan anggota isnu di daerah dengan penguatan organisasi dan mensinergikan lingkungan strategis mereka untuk mendukung kesejahteraan umat dan rakyat di daerah. dan yang kelima, terciptanya organisasi yang mendorong tumbuhnya generasi terbaik dan berpengaruh bagi pengembangan akademik, keagamaan, kenegaraan dan kemasyarakatan.

Narasumber berikutnya, Dr. Eni Sri Rahayuningsih. SE.ME, Kepala Pusat Penelitian dan Inovasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif LPPM-Universitas Trunojoyo Madura Tahun 2020. Ia mengulas potensi Madura ditinjau dari kualitas kepariwisataan.

Menurutnya, pulau Madura sebagai bagian dari Provinsi Jawa Timur, secara ekonomi termasuk daerah yang memiliki potensi pariwisata yang besar tetapi dengan pertumbuhan ekonomi yang  rendah. Oleh karena itu, penting sekali sector kepariwisataan di Madura digarap dengan harapan dapat menjadi sektor unggulan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Madura.

Upaya pembangunan kepariwisataan ini, merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 telah menetapkan 37 program/kegiatan, diantaranya adalah program DEWI CEMARA (Desa Wisata Masyarakatnya Cerdas Mandiri dan Sejahtera), dengan sumber dana dari APBN, APBD dan KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).

Bu Eni menjelaskan bahwa program DEWI CEMARA ini, berorientasi pada kemaslahatan masyarakat Madura, upaya-upaya tersebut antara lain;

  1. Mewujudkan desa wisata berbasis masyarakat lokal (dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat)
  2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan Pendapatan Daerah, tanpa mengorbankan moral, budaya lokal, dan lingkungan
  3. Mewujudkan destinasi wisata yang memenuhi sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan) berbasis masyarakat
  4. Mewujudkan industri pariwisata Madura yang berbasis kearifan dan potensi lokal, dengan harga terjangkau dan berdaya saing
  5. Mewujudkan pemasaran pariwisata Madura dengan citra yang positif
  6. Mewujudkan kelembagaan pariwisata Madura yang kuat, didukung oleh: (1) sinergi aturan main formal dan informal; (2) komitmen dan kerjasama stakeholder lintas sektor dan lintas wilayah; dan (3) stakeholder yang sadar wisata.

Sekitar jam 12.15 wib, seminar selesai. Setelah Ishoma, semua pengurus ISNU Bangkalan dan calon ketua-ketua PAC ISNU kecamatan se Bangkalan diminta masuk dalam ruangan untuk mengikuti rapat kerja. Namun, karena mempertimbangkan suatu hal, maka rapat kerja hanya diikuti oleh para pengurus ISNU Bangkalan. Rupanya, kondisi dan waktu yang tersedia tidak memungkinkan membahas usulan program secara detil, maka rapat kerja akan dilanjutkan Minggu depan. Forum menyepakati bahwa Rapat Kerja Lanjutan akan dilaksanakan di PP Madrasatul Qur’an Al-Makkiyah Burneh Bangkalan. (MF)

Comment here