KajianKolomNews

Umat Islam akan Terpecah Menjadi 73 Golongan, Manakah yang Selamat?

Ilustrasi: Umat Nabi Muhammad Saw. akan Terpecah Menjadi 73 Golongan, Manakah yang Selamat?

Islam adalah agama yang sempurna, agama yang menghapus agama-agama sebelumnya. Namun, terkadang masih timbul pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari berbagai kalangan, terkait lslam yang seperti apakah yang benar dan selamat, mengingat umat Nabi Muhammad akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, sedangkan dari tujuh puluh tiga golongan tersebut yang selamat hanya satu, seperti sabda Rasulullah Saw:

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻟﻴﺄﺗﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺘﻲ ﻣﺎ ﺃﺗﻰ ﻋﻠﻰ ﺑﻨﻲ ﺇﺳﺮاﺋﻴﻞ ﺣﺬﻭ اﻟﻨﻌﻞ ﺑﺎﻟﻨﻌﻞ، ﺣﺘﻰ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﺃﻣﻪ ﻋﻼﻧﻴﺔ ﻟﻜﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻣﺘﻲ ﻣﻦ ﻳﺼﻨﻊ ﺫﻟﻚ، ﻭﺇﻥ ﺑﻨﻲ ﺇﺳﺮاﺋﻴﻞ ﺗﻔﺮﻗﺖ ﻋﻠﻰ ﺛﻨﺘﻴﻦ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻣﻠﺔ، ﻭﺗﻔﺘﺮﻕ ﺃﻣﺘﻲ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺙ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻣﻠﺔ، ﻛﻠﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺭ ﺇﻻ ﻣﻠﺔ ﻭاﺣﺪﺓ، ﻗﺎﻟﻮا: ﻭﻣﻦ ﻫﻲ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ: ﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻲ.

Artinya: “Rasulullah Saw bersabda: akan datang kepada umatku, sesuatu yang telah datang kepada Bani Israil, seperti sejajarnya sandal dengan sandal, sehingga apabila di antara mereka ada orang yang menggauli ibu kandungnya secara terang-terangan, maka di antara umatku pasti ada ada yang melakukan seperti itu juga.

Dan sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan, para sahabat bertanya; siapakah mereka wahai Rasulullah, Rasulullah menjawab; Golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.”

Dari uraian hadia tersebut, kita bisa tahu bahwa golongan yang akan selamat adalah golongan yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Rasulullah dan ajaran para sahabat yang dikenal dengan sebutan Ahlussunah wal-Jamaah.

Kendati demikian, yang mengaku dirinya sebagai golongan Ahlussunah wal-Jamaah tidak hanya satu golongan saja, tetapi ada berbagai golongan yang menetapkan bahwa golongannya adalah Ahlussunah wal-Jamaah.

Oleh sebab itu, untuk mengetahui golongan manakah sebenarnya yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para sahabat sehingga disebut Ahlussunah wal-Jama’ah, maka lihatlah golongan mayoritas. Sebab, umat Nabi Muhammad tidak akan sepakat dengan adanya kesesatan, sesuai dengan sabda RasulRasululla:

ﺇﻥ ﺃﻣﺘﻲ ﻟﻦ ﺗﺠﺘﻤﻊ ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﺈﺫا ﺭﺃﻳﺘﻢ اﺧﺘﻼﻓﺎ ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑاﻟﺴﻮاﺩ اﻷﻋﻈﻢ

Artinya: “Sesungguhnya umatku tidak akan sepakat terhadap kesesatan, maka apabila kalian semua melihat perselisihan maka berpegang teguh lah kepada golongan mayoritas.”

Senada dengan hadis ini, yaitu hadis berikut:

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: ” ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﺠﻤﻊ ﺃﻣﺘﻲ – ﺃﻭ ﻗﺎﻝ: ﺃﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ، ﻭﻳﺪ اﻟﻠﻪ ﻣﻊ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﻭﻣﻦ ﺷﺬ ﺷﺬ ﺇﻟﻰ اﻟﻨﺎﺭ.

Artinya: “Diceritakan dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw bersabda; sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku–atau beliau bersabda; umat nabi Muhammad Saw–terhadap kesesatan, dan penjagaan Allah bersama Al-Jama’ah, sedangkan orang yang menyendiri akan menyendiri masuk ke neraka.”

Dari dua hadis tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa golongan yang akan selamat adalah golongan mayoritas atau Al-Jama’ah. Namun, siapakah yang dimaksud Al-Jama’ah tersebut? Imam Ibnu hajar menjelaskan dalam karyanya Fathul Bari , juz 13, halaman 37, yaitu:

ﻭﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﺎﻟﺠﻤﺎﻋﺔ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺩﻭﻥ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻫﻢ ﻭﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻬﻢ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ ﻷﻥ اﻟﻠﻪ ﺟﻌﻠﻬﻢ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﺨﻠﻖ ﻭاﻟﻨﺎﺱ ﺗﺒﻊ ﻟﻬﻢ ﻓﻲ ﺃﻣﺮ اﻟﺪﻳﻦ

Artinya: “Satu golongan berkata: yang dimaksud Al-Jama’ah ialah para sahabat, bukan orang setelahnya. Dan golongan yang lain berkata: yang dimaksud Al-Jama’ah ialah Ahlul Ilmi karena Allah menjadikannya sebagai hujjah kepada makhluk, sedangkan manusia ikut kepadanya dalam urusan agama.”

Wallahu A’lam.

Penulis: Ibrahim, Santri Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Tepa’nah Barat, Durjan, Kokop, Bangkalan.
Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here