KajianNews

Ulasan Imam Ghazali Seputar Pendidikan Anak (1): Anak-Anak Adalah Lumbung Pahala Abadi para Orang Tua

Anak adalah sebuah amanah dari Tuhan. Ia lahir dalam keadaan bersih hatinya, indah rupanya, bahkan ia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Sebab kebersihan hatinya, ia dengan gampang mencerna apa-apa yang dilihatnya, didengarnya, atau diketahui dengan panca inderanya.

Oleh karena itu, peran kedua orang tua dalam menjaga dan merawaatnya sangat penting. Pun yang tak kalah penting adalah bagaimana metode menjaga dan merawatnya sehingga mereka berhasil menjadikan anak-anaknya berakhlak mulia. Kenapa harus berakhlak mulia? Karena, selain menyempurnakan akhlak menjadi alasan diutusanya Nabiﷺ, akhlak baik juga dapat mengantarkan pemiliknya menuju syurga Tuhannya. Pun akan menjadikan lumbung pahala bagi kedua orang tuanya.

Ketika seorang anak dididik dengan metode yang benar dan baik sejak dini, kelak ketika dewasa ia berpotensi besar menjadi berakhlak baik; menjadi manusia baik. Kebaikan-kebaikan yang ia kerjakan itu akan mengalir juga kepada kedua orangnya; menjadi jariah. Bahkan, bukan hanya ketika ia dewasa, sejak ia belum baligh pun apabila ia mengerjakan hal-hal baik yang telah diperoleh dari didikan kedua orang tuanya, pahalanya dilimpahkan kepada mereka; kedua orang tuanya.

Untuk mewujudkan cita-cita di atas, pendidikan dini harus dilakukan. Misal, membiasakan melakukan hal-hal positif sejak dini merupakan keniscayaan yang harus diajarkan kedua orang tua kepada anak-anaknya. Metode ini mutlak harus diterapkan, tidak bisa ditawar. Imam Ghazali, di dalam kitab Ihya’ulumiddin, menguraikan:

فإن عود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والآخرة وشاركه في ثوابه أبوه وكل معلم له ومؤدب وإن عود الشر وأهمل إهمال البهائم شقي وهلك وكان الوزر في رقبة القيم عليه والوالي له— إحياء علوم الدين

Artinya: “Maka apabila (seorang anak diajarkan) membiasakan melakukan kebaikan dan dididik, ia akan tumbuh dengan (senantiasa melakukan) kebaikan dan bahagia di dunia dan akhirat. Kedua orang tua, guru, dan setiap orang yang mendidiknya pun mendapatkan pahala—pahala kebaikan yang anak-anaknya lakukan. Sebaliknya, jika dibiasakan melakukan keburukan dan dibiarkan (tidak diurus/dididik) sebagaimana dibiarkannya hewan, makai ia akan celaka. Pun dosanya berada di pundak wali dan orang yang mengasunya.” (Ihya’ulumiddin)

Akhirnya, kesimpulan dari uraian di atas adalah orang tua memiliki peran penting, bahkan sangat penting dalam menjaga amanah Tuhan; yaitu anak yang lahir dalam keadaan bersih hatinya, indah rupanya. Jika keadaan bersih hati dan indah rupa berhasil dirawat sehingga ia tumbuh dengan berhiaskan akhlak karimah, kedua orang tua akan panen pahala di dunia atau bahkan ketika jasad mereka terkubur tanah.

Pahala-pahala akhlak karimah yang di-dawamkan anak-anak mereka akan langgeng mengalir kepadanya. Akan tetapi, hal ini berlaku sebaliknya. Jadi, membiasakan melakukan hal-hal positif sejak dini merupakan keniscayaan yang harus diajarkan kedua orang tua kepada anak-anaknya.

Semoga bermanfaat!

Rujukan: Imam Ghazali.Ihya’ Ulumuddin. Maktabah Syamilah

Penulis: Syifaul Qulub Amin

Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here