NewsTokoh

Adzan Sahabat Bilal Membuat Gempar Penduduk Madinah

Ilustrasi: Umat Muslim sedang khusuk mendengarkan Adzan—(Sumber: Bing Image Creator AI/Dall-E)

Ketika Rasulullah Saw. wafat, sahabat Bilal hendak pindah ke negeri Syam, tapi Sayyidina Abu Bakar menahannya, “Kamu disini saja bersamaku!” Ucap Sayyidina Abu Bakar.

“Jika engkau memerdekakanku karena dirimu maka cegahlah aku. Namun, jika engkau memerdekakanku karena Allah Swt. maka izinkanlah aku pergi menuju Allah Swt.” Jawab Sahabat Bilal membujuk Sayyidina Bakar.

Akhirnya Sayyidina Abu Bakar pun mengizinkannya pergi ke Syam. Ada riwayat juga yang menceritakan bahwa Sahabat Bilal ikut berjihad di jalan Allah Swt. di negeri tersebut.

Singkat cerita, suatu malam sahabat Bilal bermimpi Rasulullah Saw. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah Saw. menegurnya karena tidak pernah ziarah ke makamnya, ” Wahai Bilal, karena apa engkau menjauhiku? Tidakkah ada waktu bagimu untuk mengunjungiku?” Tutur Rasulullah Saw. Sontak saja Sahabat Bilal terkejut disertai rasa sedih.

Akhirnya ia pun bergegas pergi ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah Saw. Tibanya di sana, ia pun menangis sejadi-jadinya sampai tersungkur ke makam Rasulullah Saw.

Kemudian, datanglah Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain menghampiri Sahabat Bilal yang sedang melepas rindunya di makam Rasulullah Saw.

Sahabat Bilal pun mencium dan memeluk keduanya, kemudian Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain meminta Sahabat Bilal agar mengumandangkan adzan lagi di sana, “Kami ingin engkau yang adzan subuh nanti,” ucap cucu Rasulullah Saw.

Sebelumnya, Sahabat Bilal tidak ingin adzan lagi di sana karena tidak kuat menahan rasa sedih sebab akan teringat masa-masa bersama Rasulullah Saw. Namun, karena kali ini yang meminta adzan adalah cucu Rasulullah Saw. akhirnya ia berkenan untuk adzan.

Saat masuk waktu shalat, ia naik ke atas teras masjid untuk mengumandangkan adzan. Ketika memulai adzan mengucapkan lafadz, “Allāhu Akbar Allāhu Akbar,” Madinah menjadi gempar karenanya, selanjutnya ketika mengucapkan lafadz, “Asyhadu An lāilaha Illallāh,” Madinah semakin tergoncang.

Lalu ketika mengucapkan lafadz, “Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah,” Madinah sudah gaduh dengan tangisan orang-orang yang ada di sana. Sampai-sampai para wanita keluar dari rumah mereka karena ingat pada masa-masa hidup bersama Rasulullah Saw. Tidak ada hari di mana laki-laki dan perempuan menangis yang melebihi hari itu.

Allāhumma Shalli Alā Sayyidina Muhammad wa alā Āli Sayyidina Muhammad.

Referensi: Usdu al-Ghobah fi Ma’rifati as-Shohabah, Syeikh Abul Hasan Ali bin Muhammad, Maktabah Syamilah.

Penulis: Fakhrullah, Santri Aktif Ponpes Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Editor: Syifaul Qulub Amin

Comment here