BANGKALAN—Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Zulfa Mustofa, menyampaikan Indonesia yang sangat besar, termasuk besar dalam keberagamannya saat ini masih utuh, salah satunya karena masyarakat Indonesia sampai saat ini masih menjaga tradisi silaturahmi yang membuat kesatuan dan kerukunan bangsa sampai saat ini masih terjaga.
Hal ini disampaikannya saat menjadi mubaligh di acara Halal Bihalal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan yang digelar pada Rabu (08/05/2024) di Pondok Pesantren Sembilan Bangkalan.
“Tidak mudah bagi negara dengan keragaman yang luar biasa bisa rukun seperti ini. Ada satu negara yang hanya memiliki 6 suku namanya Afganistan. Akan tetapi, untuk bisa rukun itu susah,” ujar Kiai Zulfa.
Dirinya mengatakan antar suku kalau sudah perang bisa bertahun-tahun. Pihaknya merasa bersyukur Negara Indonesia begitu selesai Pemilihan Umum (Pemilu) masyarakat rukun dan bisa bersatu.
“Seperti Pemilu 2019 ketika Pak Jokowi terpilih jadi Presiden, langsung mengajak Pak Prabowo yang menjadi lawannya masuk ke kabinetnya sangat adem rasanya. Apalagi di pemilu 2024 langsung adem, yang kalah semua ikut koalisi,” terangnya.
Kiai Zulfa menyebut keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini karena masyarakat paham tentang pentingnya silaturahmi, pentingnya memahami bahwa pada dasarnya di tengah keberagaman Indonesia yang sangat besar berbeda suku, berbeda etnis, berbeda agama pada hakikatnya adalah saudara.
“Silaturahmi sesungguhnya bukan hanya ajaran agama yang kita yakini. Yang namanya silaturahmi adalah falsafah kehidupan berbangsa yang sudah kita yakini dan amalkan sepanjang peradaban bangsa ini,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan masyarakat Indonesia sangat senang silaturahmi. Bangun rumah bikin selametan, walimatul ursy bikin selametan. Menurutnya, silaturahmi ialah manifestasi penghijauantahan, pengamalan dari Pancasila khususnya sila kedua dan sila ketiga.
“Pancasila ini hebat. Pancasila memang bukanlah agama dan memang tidak bisa menggantikan agama serta tidak bisa dijadikan alat untuk menggantikan agama. Pancasila adalah agama sipil yang posisinya lebih tinggi dari bangsa karena ini sudah menjadi nilai-nilai kehidupan kita,” pungkasnya.
Penulis: Ryan Syarif Hidayatullah
Editor: Syifaul Qulub Amin
Comment here