Tokoh

H. Muh Syarif, Rektor yang Tetap Mengabdi di NU

BANGKALAN, – Di sela kesibukan menjabat sebagai orang nomer satu di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr. Drs (Ec) H. Muh Syarif, masih tetap berkomitmen dan meluangkan waktunya untuk terus berkhidmat dan mengabdi di Nahdatul Ulama (NU) sebagai Mustasyar MWC NU Kamal.

 “Sejak tahun 1989, saya sudah aktif sebagai Ketua Bidang Ekonomi PCNU Bangkalan”, ucap H. Muh Syarif yang juga tercatat sebagai Alumni PMII Rayon Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Pertama kali menjadi dosen Universitas Bangkalan pada 1988. Dimasa proses transisi dari Universitas Bangkalan menjadi Universitas Trunojoyo Madura, H. Muh Syarif pernah menduduki posisi strategis sebagai Pembantu Rektor 2,  dan pada tahun 2013 pria kelahiran Sampang tersebut dipercaya sebagai Pembantu Rektor 3. Puncaknya pada 2014 dikukuhkan sebagai Rektor UTM hingga saat ini memasuki priode yang kedua.

H. Muh Syarif memiliki harapan besar terhadap organisasi NU, menurutnya dibawah NU pendidikan harus bisa beradaptasi terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang terus berubah.

“Penyelenggaraan pendidikan dibawah Nahdatul Ulama harus mampu beradaptasi di era baru terutama terhadap perkembangan teknologi”, ungkap H. Muh Syarif penuh optimis.

Dalam proses pendidikan menurutnya ada dua hal yang harus menjadi perhatian. Pertama, pembentukan karakter generasi muda yang kuat.

“Di organisasi NU memiliki nilai lebih dalam hal pengembangan pendidikan karakter, Seperti tentang menghargai perbedaan, cinta tanah air, serta kuatnya nilai-nilai pengghormatan pada orang tua, guru dan kiai, saat ini hal tersebut sering terabaikan,” ucap H. Muh Syarif menegaskan pentingnya organisasi NU dalam sebuah proses pendidikan karakter.

“Kemampuan mengembangkan kecerdasan sosial, emosial dan spiritual, menjadi syarat mutlak kepemimpinan bangsa kedepan”, lanjutnya.

Hal yang kedua yang menurutnya tidak kalah penting adalah pengembangan kompetensi.

“Lembaga pendidikan harus serius merumuskan capaian skill yang mesti dikuasi oleh peserta didik. Adaptasi kurikulum terhadap kebutuhan masyarakat dan pasar kerja harus disesuikan. Apalagi terhadap kemajuan teknologi digital yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir mengharuskan hampir seluruh aktifitas kemasyarakatan, pendidikan, dan penyelenggaraan pemerintahan beradaptasi dengan cepat,” ucap H. Muh Syarif melanjutkan hal kedua yang harus menjadi perhatian khusus dalam sebuah dunia pendidikan.

“Adaptasi kurikulum dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci pokoknya”, ucap H. Muh Syarif menegaskan.

Pria yang juga akrab dengan panggilan abah Syarif tersebut berpesan sekaligus membagi  tips untuk  seluruh masyarakat yang berprofesi sebagai  pendidik, menurutnya untuk menjadi pendidik minimal harus memiliki dua hal yaitu memiliki komitmen yang kuat untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa, dan yang kedua adalah memiliki kejujuran.

“Jadi pendidik itu kuncinya setidaknya ada dua hal.  Yakni harus punya komitmen dan kejujuran, “ pungkasnya seraya mengakhiri perbincangan pada kesempatan kali ini.

Comment here