Kajian

Benarkah Syekh Abd Qodir al-Jailani Sulthan al-Auliya’ ?

Pertanyaan
Sudah tidak asing di lingkungan kita Nahdlatul Ulama saat sebelum mengawali doa berwasilah dengan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang terkadang disebutkan julukan Sulthan al-Auliya’. Apa yang dimaksud dengan gelar itu?

Jawaban:
Banyak para ulama ahli hadis yang menegaskan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah salah satu wali Allah. al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali (murid Ibnu Qayyim), ketika mengulas biografi Syaikh Abdul Qadir, berkata: “Ia adalah syaikh masa itu, panutan para wali, pemimpin (sultan) para masyayikh, pemuka ahli tarekat di masanya, pemilik kedudukan (di sisi Allah) dan karamah…” (Dzail Thabaqat al-Hanabilah 1/118)

Begitu pula al-Hafidz adz-Dzahabi berkata: “Syaikh Abdul Qadir adalah seorang Imam, berpengetahuan, zuhud, wali, panutan, syaikhul Islam, bendera para wali….” (Siyar A’lam an-Nubalaa’ 20/439). Di halaman berikutnya adz-Dzahabi berkata: “Disebutkan bahwa dia adalah wali Quthub” (20/446)

Siapa wali Quthub itu? Ibnu Khaldun berkata: “Dalam ilmu Tasawuf ada istilah Quthub, yaitu pimpinan wara wali” (Muqaddimah Ibnu Khaldun 1/285)
Tidak sedikit dari para ulama yang menyebut gelar ‘Quthub’ ini pada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, diantaranya al-Hafidz as-Suyuthi (Lubbu al-Bab 1/04),

Ahli Fikih Ibnu Hajar asy-Syafii (Fatawa al-Haditsiyah 1/752), Ahli Hadis Syaikh as-Sindi (Hasyiyah Ibnu Majah 7/243), Ahli Hadis Syaikh Mulla Ali al-Qari (Syarah Musnad Abi Hanifah 1/454 dan Syarah Misykat al-Mashabih 5/230), Ahli Tafsir al-Alusiy (Ruh al-Ma’ani 5/262), Syaikh ath-Thahawi al-Hanafi (Hasyiyah ath-Thahawi 2/5), dan lain sebagainya.
Darimana istilah Quthub tersebut? al-Hafidz Ibnu Hajar menjawab:
وَقَالَ شَيْخُهُ ابْنُ حَجَرٍ فِي فَتَاوِيْهِ: اْلأَبْدَالُ وَرَدَتْ فِي عِدَّةِ أَخْبَارٍ مِنْهَا مَا يَصِحُّ وَمَا لاَ وَأَمَّا الْقُطْبُ فَوَرَدَ فِي بَعْضِ اْلآثَارِ (فيض القدير – ج 3 / ص 220)
“Istilah wali Badal telah ada dalam hadis-hadis, ada sebagian yang sahih dan ada yang tidak sahih. Dan Quthub telah ada dalam sebagian atsar sahabat/tabiin” (al-Hafidz al-Munawi, Faidl al-Qadiir 3/220)

Comment here